Jumat, 03 Mei 2013

Mama-Inang Simatuaku (Mama Mertua)

Mengenalnya adalah karunia bagiku, karena aku tidak mengenal Amang Simatuaku (Ayah Mertua). Beliau sudah berpulang sekitar 5 tahun sebelum aku menikah dengan Roy. Sosok Mama Mertua yang lugu dan humoris membuat beliau mendapatkan point lebih dari Inangtuaku. Inangtuaku adalah orang pertama mengatakan kalau Inang simatuaku orang yang baik.

Pertama bertemu dengannya, saat pertama Honeyku mengajakku kerumahnya untuk diperkenalkan. Saat itulah aku tau bahwa beliau orang yang berhati lembut. Beliau pada waktu itu menangis karena anjing kesayangannya si "Bogel" mati.

Aku banyak belajar dan meminta nasihat tentang beberapa hal pada mama mertuaku, karena beliau pasti lebih berpengalaman dengan urusan rumah tangga seperti memasak makanan kesukaan suamiku dan cara menghadapi suamiku. Pernah suatu kali aku bertengkar dengan suamiku, Mama Mertua menasehatiku sekaligus memberikan tips cara menghadapi suamiku.

Beliau juga sering bercerita tentang keluarga besar terutama jika kami berkumpul di rumah beliau di Bekasi sambil melihat-lihat album foto. Seringkali aku ikut menemani beliau ke pesa pernikahan, arisan dan acara-acara lain sehingga aku lebih mengenal keluarga besar suamiku. Aku juga pernah pulang kampung ke Parapat bersama beliau.

Namun pada bulan Desember lalu beliau meninggalkan kami semua karena sakit. Kami semua sangat kehilangan. Kenangan terakhirku bersama beliau adalah ketika terakhir bertemu kami sama-sama bernyanyi dan bercanda di Bekasi. Aku ingat bahkan beliau mengantarkan aku sampai pintu pagar ketika aku hendak pergi kerja.

Walaupun beliau kini telah tiada, namun kenangan akan beliau sangat membekas. Sosok beliau memang tidak akan pernah bisa tergantikan dalam kehidupan kami sebagai seorang yang penuh kasih sayang yang memberikan segalanya tanpa balas jasa. Selamat jalan Inang... sampai bertemu kembali di rumah Bapa...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar